Selasa, 17 Mei 2011

Memupuk Keberanian Dengan Tauhid

Abu dan Ummu, keberanian adalah salah satu sifat terpuji yang mutlak diperlukan oleh anak islam untuk mengarungi kehidupannya di dunia ini. Karena berbagai musibah, cobaan, ujian, pasti akan menerpa setiap orang. Terlebih lagi jika kita mengharapkannya menjadi seorang muslim tangguh yang mampu membela, mendakwahkan dan memperjuangkan agama yang mulia ini.

Jika kita melihat generasi awal kaum muslimin, terlihat di antara mereka cukup banyak anak-anak kaum muslimin yang memiliki keberanian sangat luar biasa. Sebagai salah satu bukti, kita bisa membaca dalam sejarah, di antara mereka ada yang meminta Rasulullah sholallohu ‘alaihi wa sallam untuk ikut dalam peperangan melawan orang-orang kafir, padahal Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam mensyaratkan agar yang mengikuti peperangan adalah orang-orang dewasa.
Abu dan Ummu yang dirahmati Allah, sikap berani yang ada pada diri para sahabat, termasuk anak-anak mereka, bukan hanya buah dari pengalaman dan pelatihan menghadapi keadaan-keadaan berat. Akan tetapi yang terpenting, adanya satu faktor yang bisa menumbuhkan sikap pemberani yang luar biasa itu pada diri mereka. Tidak lain adalah akidah, keyakinan dan keimanan yang benar dalam dada-dada mereka.
Berani karena tauhid, takut karena syirik
Kebenaran akidah dan keyakinan memang sangat besar pengaruhnya untuk memunculkan sikap dan perangai terpuji pada diri seseorang. Sikap pemberani yang sedang kita bicarakan ini, adalah salah satu contohnya. Disebutkan dalam Al-Quran, bahwa Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam sangat berani dalam dakwahnya, sampai-sampai menghancurkan berhala-berhala orang kafir, karena adanya tauhid dalam hatinya. Allah berfirman tentang beliau,
وَكَيْفَ أَخَافُ مَا أَشْرَكْتُمْ وَلَا تَخَافُونَ أَنَّكُمْ أَشْرَكْتُم بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا
“Bagaimana aku takut kepada sembahan-sembahan yang kamu persekutukan (dengan Allah), padahal kamu tidak takut mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah kepadamu untuk mempersekutukan-Nya.” (al-An’am: 81)
Maka orang-orang yang bertauhid tidak akan merasa takut kecuali hanya kepada Allah, karena mereka mendapatkan jaminan keamanan dari Allah ta’ala. Allah berfirman,
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (al-An’am: 82)
Abu dan Ummu yang dirahmati Allah, ketika tauhid akan menyebabkan seseorang bersikap pemberani, maka bandingkanlah dengan orang-orang yang berbuat syirik. Allah berfirman,
سَنُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا الرُّعْبَ بِمَا أَشْرَكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَمَأْوَاهُمُ النَّارُ وَبِئْسَ مَثْوَى الظَّالِمِينَ
“Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim.” (Ali ‘Imran: 151)
Perhatikan tauhid anak
Setelah ini semua, wahai Abu dan Ummu, tentu kita telah mengerti akan salah satu arti pentingnya mengajarkan, dan meluruskan tauhid anak kita dan juga tentu saja diri kita. Kelurusan tauhid, tidak hanya berpengaruh pada pengetahuan yang benar tentang Allah dan pelaksanaan ibadah yang baik. Bahkan kelurusan tauhid akan memberikan pengaruh yang sangat besar pada semua sisi-sisi kebaikan yang ada; baik dalam tingkah laku, akhlak dan sikap hidup seseorang.
Maka nasihat yang sangat agung yang hendaknya kita sampaikan kepada anak-anak kita, sebagaimana nasihat Lukman al-Hakim, yang telah diabadikan dalam Al-Quran dalam firman-Nya,
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.” (Luqman: 13)
Wallahul muwaffiq.

0 komentar:

Posting Komentar